OneNewsLampung, Bandar Lampung— Dua peristiwa krusial dalam dinamika politik di Pemprov Lampung belakangan ini menjadi sinyal kuat bahwa pergeseran jabatan bukan hanya spekulasi, melainkan sebuah keniscayaan dalam waktu dekat.
Peristiwa pertama yang mengejutkan banyak pihak terjadi pada 20 September 2024. Saat itu, dalam konferensi pers yang seharusnya menjadi ranah Diskominfo, tiba-tiba Kepala Inspektorat Pemprov Lampung, Fredy, tampil di hadapan publik bersama Kadiskominfo, Achmad Syaifullah. Konferensi pers tersebut menanggapi pelantikan pejabat yang dituding dilakukan secara diam-diam, memicu kritik keras. Namun, yang lebih menarik perhatian adalah kehadiran Fredy—sosok yang tak seharusnya terlibat dalam isu ini.
Secara prosedural, konferensi pers tersebut berada dalam kewenangan Diskominfo. Kadiskominfo Achmad Syaifullah biasanya yang memegang kendali dalam menghadapi media, seperti yang terjadi sebelumnya saat ia menjelaskan polemik Dana Bagi Hasil (DBH). Fredy, yang berperan sebagai pengawas internal, seharusnya berada di balik layar, mengawasi jalannya kebijakan dan memastikan tata kelola pemerintahan yang bersih. Lalu, mengapa ia muncul di panggung yang bukan miliknya? Apakah ini sekadar kekeliruan, ataukah ada agenda tersembunyi yang sedang dimainkan?
Kehadiran Fredy dalam konferensi pers ini memunculkan spekulasi tentang peran dan manuver politik di balik layar. Ada anggapan bahwa Fredy sengaja “disorot” sebagai bagian dari persiapan untuk pergeseran jabatan yang akan datang. Dengan Inspektorat berada di pusat pengawasan internal pemerintahan, keterlibatan Fredy di isu ini terkesan tak lazim dan mencurigakan. Apakah ia sedang mempersiapkan posisi lebih tinggi, atau bahkan menjadi pemain kunci dalam reshuffle yang banyak dibicarakan?
Peristiwa kedua yang semakin memperkuat dugaan reshuffle adalah pensiunnya Sekdaprov Lampung, Fahrizal Darminto, yang dijadwalkan pada 1 November 2024. Posisi Sekretaris Daerah merupakan salah satu jabatan strategis di pemerintahan, dan kekosongan yang ditinggalkan Fahrizal memicu spekulasi bahwa perombakan besar-besaran di Pemprov Lampung tak lagi bisa dihindari. Dengan jabatan sekda yang vital segera kosong, bukan tidak mungkin terjadi pergeseran domino di berbagai posisi penting.
Namun, yang menjadi sorotan tajam adalah bagaimana Fredy, yang sebelumnya jarang tampil di panggung publik, kini mulai menonjol di momen-momen krusial. Apakah ini bentuk manuver politik untuk mempersiapkan dirinya sebagai salah satu kandidat kuat di masa depan? Atau justru ada kekuatan di belakang layar yang berusaha memaksanya masuk ke pusat perhatian untuk tujuan tertentu?
Kehadiran Fredy di panggung publik yang seharusnya bukan wilayahnya mengundang pertanyaan besar. Di tengah suasana politik yang semakin memanas, tindakan ini bukan sekadar anomali birokrasi, melainkan sinyal adanya permainan besar di balik layar. Apakah Fredy sedang diorbitkan oleh pihak tertentu untuk mengambil alih jabatan strategis? Ataukah ini tanda bahwa dia siap menjadi bagian dari perombakan besar yang akan segera terjadi?
Yang jelas, peran Fredy dalam skenario ini patut dipertanyakan. Apakah ini bagian dari manuver terselubung menjelang reshuffle besar, atau ada agenda politik lain yang sedang dimainkan di Pemprov Lampung?
(RED)